Langsung ke konten utama

Postingan

MUHAMMADIYAH, NEOKOLONIALISME-IMPERIALISME

            Memasuki awal abad 20 kesadaran kolektif bangsa Indonesia untuk segera lepas dari kolonialisme bangsa Belanda semakin menguat, di awali dengan kelahiran organisasi pemuda Budi Utomo pada tangal 20 Mei 1908 kemudian di ikuti oleh beberapa organisasi lainnya. Sebagai bangsa terjajah menjadikan kondisi bangsa Indonesia berada pada titik terendah, segala akses menuju manusia “sebenarnya” nyaris tak di temukan, akses menuju perekonomian yang baik tak kunjung di dapat, akses mendapat Pendidikan juga mengalami kebuntuan utamanya mayoritas pribumi, terutama akses mendapatkan hak sebagai warga negara yang di dalamnya termasuk kebebasan menjalankan kehidupan beragama. Inilah sebuah permasalahan bersama yang terus dirasakan bersama oleh seluruh masyarakat Indonesia pada saat itu.             Permasalahan-permasalahan yang sedemikian kompleks inilah yang kemudian melahirkan organisasi-organisasi yang tidak hanya berfokus pada perjuangan kemerdekaan namun juga organisasi-orga
Postingan terbaru

MUHAMMADIYAH DAN TANTANGAN TEKNOLOGI MAJU

Oleh Puji Mahasiswa Pascasarjana Program Pendidikan Agama Islam UMM  Dan  Guru Pendidikan Agama Islam SDN Kebonsari 2 Kota Malang Berbicara tentang Muhammadiyah tentu tidak terlepas dari peranan dan kontribusinya dalam perkembangan pendidikan di Indonesia. Telah kita ketahui Muhammadiyah sejak awal dari sejarah berdirinya bukan merupakan suatu pergerakan yang bergerak dalam bidang pendidikan, akan tetapi sebuah kontribusi buah pikiran dan rasa   simpatik dari seorang Ahmad Dahlan terhadap realita lingkungan yang terjadi kala itu. Ahmad Dahlan berusaha mengimplementasikan dari ajaran Al Ma’un yang merupakan pondasi dari buah pemikiran yang menggabungkan rasa simpati, empati dan realita sosial yang terwujud secara nyata dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga lahir salah satu ragam transfer pengetahuan kepada masyarakat tentang keislaman yang benar ketika itu. Masyarakat yang berbasis Islam kejawen banyak mendominasi kala itu sehingga Ahmad Dahlan berusaha merubahnya dalam pola

Muhammadiyah dan Kebudayaan

  Prinsip-Prinsip Kebudayaan Islam Sebelum membahas prinsip-prinsip kebudayaan dalam islam, agar menjadi jelas, kami perjelas lebih dahulu arti dari kebudayaan yang dimaksud. Dalam e-KKBI, term budaya diartikan sebagai pikiran; akal budi, adat istiadat, sesuatu mengenai kebudayaan yang sudah berkembang (beradab, maju), dan sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang sudah sukar diubah. Dari pengertian ini kita dapat memahami kebudayaan sebagai semua hasil kegiatan dan penciptaan akal-budi manusia berdasar pada pemahaman terhadap lingkungan dan pengalamannya. Hasil itu dapat berupa kepercayaan, keseniaan, adat istiadat dan seluruh pengetahuannya sebagai mahluk sosial, yang kemudian melekat dalam kehidupan manusia . Kebudayaan merupakan endapan dari kegiatan dan karya manusia, yang tidak lagi diartikan semata-mata sebagai segala manifestasi kehidupan manusia yang berbudi luhur seperti agama, kesenian, filsafat, dan sebagainya. Karenanya, kebudayaan selalu bersifat dinamis berdasar